Popular Posts
-
Arti Warna Ungu dan Karakter Penggemarnya Warna ungu memiliki arti sebagai berikut: Positif: kebangsawan...
-
Sejarah Berdiri Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sejarah berdiirinya, pondok pesantren AL-AMIEN PRENDUAN ti...
-
setiap detik engkau yang datang mimpiku setiap siang malam menggangguku tak lelap tidurku karena dirimu *courtesy of LirikLaguIndonesia.net ...
-
Al Qur’an adalah kemuliaan yang paling tinggi. Al Quran adalah kalam Allah Swt. Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan dengan penuh berkah,...
-
Betapa bahagianya bertemu nabi Bahagia didunia tiada berarti Bahagia didunia tiada berarti Rindu bertemu padamu tak lagi semu Rindu bert...
-
If you’re not the one then why does my soul feel glad today? If you’re not the one then why does my hand fit yours this way? If you ...
-
Profil IAIN Pada akhir dekade 1950 , beberapa tokoh masyarakat Muslim Jawa Timur mengajukan gagasan untuk mendirikan perguruan ti...
-
Makanan sehat untuk mengatasi penyakit amandel Makanan yang perlu dikonsumsi oleh penderita penyakit amandel diantaranya yaitu: · ...
-
Easy come, easy go, that's just how you live Oh, take, take, take it all but you never give Should've known you was trouble from the...
- Back to Home »
- Pengetahuan »
- Kembali ke Negeri Asal
oleh: M. Kholid Muslih, MA
-Ketua Umum ICMI Orsat Cairo-
dalam buku IBADAH HATI
"Nenek moyang kita dulu dicipta dan menetap di surga, lalu diusir karena kesalahan, tidakkah kita rindu untuk kembali ke negeri asal?" (Imam al_junaidi)
Semua makhluk yang hidup di perantauan selalu merindukan kampung halaman. rindu untuk kembali ke tanah kelahiran; tempat dulu dibesarkan. rindu untuk kembali ke negeri asal.
negeri asal kita adalah surga, karena di situlah dulu nenek moyang kita (Nabi Adam As), dicipta dan menetap. setelah diusir karena kesalahn, Beliau dan anak cucunya melakukan pengembaraan dan hidup sebagi pelancong di negeri ini, dengan membawa rindu yang membara bagai sekam untuk kembali ke negeri asal.
seperti halnya ikan salmon, upaya kembali ke negeri asal ini memang tidak mudah, penuh dengan tantangan dan rintangan, dilingkupi berbagai rayuan dan godaan, sehingga perjalanannya menjadi tidak meneyenangkan, sebagaimana yang diisyaratkan oleh Imam Muslim dari sahabat Anas bin malik "Surga itu dilingkupi oleh hal-hal yang tdak menyenagkan, sementara neraka dilingkupi oleh hawa nafsu"
oleh karena itu, perjalan dan cita-cita besar ini membutuhkan tekad besar serta bekal yang meadai. bekal utamanya adlah kebersihan jiwa dan kesucian hati.