Popular Posts
-
Arti Warna Ungu dan Karakter Penggemarnya Warna ungu memiliki arti sebagai berikut: Positif: kebangsawan...
-
Sejarah Berdiri Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sejarah berdiirinya, pondok pesantren AL-AMIEN PRENDUAN ti...
-
Lahir 12 April 1973 Jakarta Meninggal 26 April 2013 (umur 40) Jakarta Kebangsaan Indonesia Nama panggilan Uje (Azzizah I...
-
Asal Usul : Asal Mula Penemu Tahun Masehi - Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesa...
-
Islam is My Choice Wanita solehah itu aurat dijaga, Pergaulan dipagari, Sifat malu pengikat diri, Seindah hiasan di dunia ini. ...
-
oleh: M. Kholid Muslih, MA -Ketua Umum ICMI Orsat Cairo- dalam buku IBADAH HATI " Nenek moyang kita dulu dicipta dan menetap di sur...
-
setiap detik engkau yang datang mimpiku setiap siang malam menggangguku tak lelap tidurku karena dirimu *courtesy of LirikLaguIndonesia.net ...
-
Al Qur’an adalah kemuliaan yang paling tinggi. Al Quran adalah kalam Allah Swt. Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan dengan penuh berkah,...
-
Betapa bahagianya bertemu nabi Bahagia didunia tiada berarti Bahagia didunia tiada berarti Rindu bertemu padamu tak lagi semu Rindu bert...
- Back to Home »
- Pengetahuan »
- Kembali ke Negeri Asal
oleh: M. Kholid Muslih, MA
-Ketua Umum ICMI Orsat Cairo-
dalam buku IBADAH HATI
"Nenek moyang kita dulu dicipta dan menetap di surga, lalu diusir karena kesalahan, tidakkah kita rindu untuk kembali ke negeri asal?" (Imam al_junaidi)
Semua makhluk yang hidup di perantauan selalu merindukan kampung halaman. rindu untuk kembali ke tanah kelahiran; tempat dulu dibesarkan. rindu untuk kembali ke negeri asal.
negeri asal kita adalah surga, karena di situlah dulu nenek moyang kita (Nabi Adam As), dicipta dan menetap. setelah diusir karena kesalahn, Beliau dan anak cucunya melakukan pengembaraan dan hidup sebagi pelancong di negeri ini, dengan membawa rindu yang membara bagai sekam untuk kembali ke negeri asal.
seperti halnya ikan salmon, upaya kembali ke negeri asal ini memang tidak mudah, penuh dengan tantangan dan rintangan, dilingkupi berbagai rayuan dan godaan, sehingga perjalanannya menjadi tidak meneyenangkan, sebagaimana yang diisyaratkan oleh Imam Muslim dari sahabat Anas bin malik "Surga itu dilingkupi oleh hal-hal yang tdak menyenagkan, sementara neraka dilingkupi oleh hawa nafsu"
oleh karena itu, perjalan dan cita-cita besar ini membutuhkan tekad besar serta bekal yang meadai. bekal utamanya adlah kebersihan jiwa dan kesucian hati.